KOPERASI
DALAM PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
1.PENGERTIAN PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK.
Pasar persaingan monopolistik merupakan tipe pasar yang berada antara
pasar persaingan dan pasar monopoli. Pasar ini terdiri atas beberapa
pembeli dan beberapa penjual untuk beberapa barang yang sejenis, tetapi memiliki perbedaan
dalam kualitas, bentuk dan mereknya. Setiap penjual saling bersaing, tetapi
setiap penjual melakukan monopoli dalam mereknya.Produk-produk pada pasar
persaingan monopolistik adalah homogen atau sejenis, antara lain sabun cuci,
sabun mandi, minyak goreng, air mineral, dan beras. Barang-barang semacam itu
dibuat oleh beberapa pabrik dan pada dasarnya masing-masing barang tersebut
memiliki cap atau merek dagang sendiri-sendiri. Model persaingan monopolistik
diperkenalkan tahun 1930 oleh beberapa ahli ekonomi neo klasik agar suatu
koperasi yang beroperasi di pasar persaingan monopolistik mencapai kesuksesan,
maka ia harus mampu memberikan tambahan pendapatan kepada anggotanya dan atau secara umum harus mampu
memperbesar kemakmuran para anggotanya.
Pasar persaingan monopolistik
(monopolistic competition) dapat diartikan sebagai pasar monopoli yang
bersaing. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa, pasar suatu produk
dikatakan berada keadaan persaingan monopolistik apabila dalam pasar tersebut
terdapat ciri-ciri persaingan dan ciri monopoli. Hal ini disebabkan
produk-produk yang dijual dipasar tidaklah homogen, tetapi masing-masing
mempunyai daya substitusi satu sama lainnya.
Ciri-ciri Pasar Monopolistik :
Penjual atau pengusaha dari suatu produk adalah banyak, serta jenis produk yang beragam.
Misalnya produk rokok, rokok diproduksi oleh banyak pengusaha, dan setiap pengusaha satu sama lain bersaing secara tidak sempurna.
Produk yang ditawarkan tidak sama dalam segala hal.
Akibatnya penentuan pembelian oleh
konsumen tergantung kepada siapa yang menjual produk tersebut. Disini,
perusahaan-perusahaan terpacu untuk terikat dalam persaingan non-harga,
misalnya melalui periklanan dan tipe lain dari promosi, karena produk yang
dihasilkan tidak sejenis dan para pembeli atau konsumen tidak mengetahuinya.
Ada produk substitusinya
Dapat digantikan penggunaannya secara sempurna oleh produk lain. Ada produk lain yang serupa yang dapat memberikan kepuasan yang sama.
Keluar atau masuk ke industri relative mudah
Ada produk substitusinya
Dapat digantikan penggunaannya secara sempurna oleh produk lain. Ada produk lain yang serupa yang dapat memberikan kepuasan yang sama.
Keluar atau masuk ke industri relative mudah
Harga
produk tidak sama di semua pasar.
Tetapi berbeda-beda sesuai dengan keinginan penjual, karena penjual atau pengusaha dalam pasar ini adalah banyak sehingga konsumen yang harus menyesuaikan dalam hal harga.
Tetapi berbeda-beda sesuai dengan keinginan penjual, karena penjual atau pengusaha dalam pasar ini adalah banyak sehingga konsumen yang harus menyesuaikan dalam hal harga.
Agar
koperasi yang beroperasi di pasar persaingan monopolistik mencapai kesuksesan,
maka ia harus mampu memberikan tambahan pendapatan kepada anggotanya dan atau
secara umum harus mampu memperbesar kemakmuran para anggotanya.
Pada pasar
persaingan monopolistik kemampuan tersebut masih terbuka mengingat kurva
permintaan yang dicapai adalah elastis, dengan demikian sampai batas tertentu
koperasi masih mampu bersaing dalam menetapkan harga.
Asumsi yang
mendasari model persaingan monopolistik secara mutlak sama seperti kompetisi
sempurna, kecuali mengenai produk yang homogen.
Pada pasar
persaingan monopolistik para penjual bersaing dengan diferensiasi (pembedaan)
produk dalam hal kualitas, iklan, lokasi, pengepakan, dan lain-lain. Setiap
penjual telah mencoba membuat produknya berbeda sedikit dibanding produk
(barang) penjual lainnya.
Menurut
banyak ahli ekonomi, strukrur pasar seperti ini adalah secara empiris saling
relevan dalam dunia nyata. Satu perbedaan analisis yang membedakan situasi
persaingan sempurna dengan persaingan monopolistik adalah bahwa karena ke
heterogenan produk, sehingga setiap penjualan dapat berperilaku sebagai
monopolistik kecil. Jika penjual mengubah harga produknya, maka akan ada
perpindahan konsumen secara total ke penjual lain. Oleh karena itu kurva
permintaan individual tidak akan horizontal seperti pada pasar persaingan
sempurna, tetapi akan menurun dari kiri atas ke kanan bawah dengan elastisitas
yang kurang sempurna.
Chamberlin (Hendar dan Kusnadi, 1999) mengatakan bahwa
kurva permintaan tidak hanya ditentukan oleh kebijakan penentuan harga oleh
produsen, tetapi juga oleh penampilan (style)
dari barang itu sendiri, pelayanan (service) produsen dan juga kegiatan iklan (advertensi). Dengan demikian
permintaan menggambarkan jumlah barang yang diminta konsumen untuk sifat produk
tertentu, jenis pelayanan tertentu yang ditawarkan dengan kebijakan yang
tertentu pula. Jadi posisi kurva permintaan akan bergeser bila :
1. Ada perubahan dalam penampilan (style)
produk, pelayanan penjualan dan strategi pemasaran ;
2. Produsen pesaing mengubah tingkat
harga jual, jumlah output, pelayanan penjualan dan kebijakan
pemasarannya ; dan
3. Selera, penghasilan, harga atau
kebijakan penjualan produsen lain berubah.
Diferensiasi (pembedaan) produk mendapat tekanan
khusus dalam model Chamberlin. Pembedaan ini bisa dalam arti yang sesungguhnya (real different) atau hanya
sekedar semu (funcied). Dikatakan
semu bila produk tersebut pada dasarnya sama dengan produk sejenis lainnya,
tetapi dengan promosi khusus, konsumen diberi kesempatan seolah-olah produk
tersebut berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan di antara dua produk bisa
dalam arti yang sebenarnya apabila di antara dua produk tersebut ada perbedaan
di antara spesifikasi dalam artian input yang digunakan, letak perusahaan atau
pelayanan produsen terhadap konsumen. Akibat dari adanya perbedaan produk ini,
produsen sampai dengan tingkat tertentu dapat menetapkan tingkat harga jual,
karena walaupun sedikit, ia mempunyai kekuatan monopoli dalam menjual output-nya
2.ANALISIS JANGKA PENDEK.
Di dalam pasar persaingan monopolistic setiap penjual
adalah monopolis kecil, sehingga kurva permintaanya tidak elastis sempurna, seperti
pasar persaingan sempurna. Perusahaan (penjual) mempunyai kekuasaan
menetapkan harga, tetapi tidak sebanyak seperti perilaku penjual monopolis yang
mempunyaikurva permintaan yang ber-slope kebawah lebih curam. Semakin banyak jumlah penjual
dan semakin kecil diferensiasi produk semakin lebih elastis kurva permintaan
individual yang dihadapi oeh masing-masing penjual.
a.kasus koperasi dengan kemampuan yang sama
Jika koperasi dengan kemampuan sama memasuki pasar
persainganmonopolistic maka kurva biayanya dianggap sama dengan kurva biaya persainganya.
Pada kondisi ini koperasi dapat menetapkan berbagai strategi penetapan
harga.Jika koperasi menetapkan harga pada AC minimum, maka harga yang
ditetapkanadalah P2 dengan menjual output sebanyak Q2. Pada kondisi ini
koperasi tidak akan mempunyai keunggulan bersaing dengan perusahaan
pesaingnya,terutama karena harga yang ditetapkan lebih tinggi daripada harga pesaing
(P1) dan kuantitas yang terjual lebih sedikit daripada yang sebenarnya dapat di
jual Q1.
Koperasi harus menetapkan harga yang sama dengan harga
pesaing (P1) dan koperasi memperoleh profil maksimum pada tingkat penjualan Q1,
agar koperasi dapat bersaing.
Koperasi mempunyai kemampuan untuk memupuk modal dalam
guna pengembangan usaha, selain itujuga dapat mentransfer sebagian keuntungan
tersebut kepada anggota dalam bentuk pembagian SHU.
Permintaan yang mendesak dari anggota yang semakin
banyak akanmengharuskan koperasi menjual dalam jumlah yang lebih banyak dari
kondisi optimum (Q1). Sepanjang masih memperoleh keuntungan, koperasi dapat
menjual produknya dalam jumlah yang lebih banyak dari Q1 (kondisi optimal)
danmenetapkan harga seolah-olah berada dalam dalam pasar persaingan sempurnayait
harga pada saat MC=AR atau harga P3.
Seperti halnya didalam pasar persaingan sempurna,
anggota potensial akan tertarik untuk masuk menjadi anggota koperasi dan
anggota lama akan terdorong untuk meningkatkan produksi,output yang
terjual meningkat dan harga akan semakin menurun.Suatu penetapan harga yang secara
aktual dilaksanakan sangatlah sulit,mengingat keputusan itu tergantung pada
distribusi kekuasaan dan partisipasi anggota dalam koperasi. Jika manajemen
mempunyai kekuasaan, barangkali lebih menyukai kekuasaan,barangkali lebih menyukai
keputusan harga yang memperbolehkan mendapat profit untuk diinvestasikan ulang
dan memperkaya perusahaan koperasi.
b.Kasus koperasi dengan kemampuan lebih rendah
Jika kemampuan koperasi lebih rendah daripada
pesaingnya, koperasi mampumemberikan pelayanan yang lebih baik kepada
anggotanya, sepanjang biaya rata-rata memotong kurva permintaan individual pada
titik yang lebih rendah daripadaharga-harga yang diinginkan.
Perusahaan monopoli pada kondisi tersebut mampu
menetapkan harga sebesar P1 dengan menjual sebanyak Q1 dan memperoleh keuntungan
yang lebih besar dibandingkan keuntungan koperasi. Koperasi dengan
kemampuan rendah dalam jangka pendek tidak akan mampu menandingi perusahaan
pesaingnya, karena perusahaan pesaing bereaksi terhadap kebijakan harga yang di
tetapkan koperasi. Tetapi jika pesaing menurunkan harga sehingga P3, koperasi
tidak akan mempunyai keunggulan apa-apa sebab pada harga tersebut pesaing masih
mempunyai laba. Bahkan laba itu masih mungkin diperoleh di bawah P3 sepanjang
penjualan dengan harga di atas biaya rata-rata.
3.ANALISIS JANGKA PENDEK.
a. Kasus koperasi dengan kemampuan sama.
Dalam jangka panjang koperasi dengan kemampuan sama
yang bergerak di pasar persaingan monopolistik tidak akan mempunyai keunggulan
bersaingdengan perusahaan pesaingnya. Bagian pasarnya terlampau kecil untuk mempunyai
dampak langsung kepada penjual-penjual lain.
Profit yang dinikmati penjual oleh penjual
akan menarik masuk ke dalam pasar sehingga kurva permintaan individual yang
dihadapi masing-masing penjual akan berputar kekanan atas.Masuknya saingan baru
tersebut akan berakhir ketika semua profit hilang dan perusahaan
berada dalam keseimbangan jangka panjang.
Bila koperasi dengan kemampuan sama merupakan salah
satu perusahaanyang bersaing di pasar persaingan monopolistic, sepertinya dalam
jangka panjang koperasi tersebut tidak akan dapat memberikan keunggulan
pelayanan kepada anggotanya. Situasi ini sama seperti analisis jangka panjang
pada pasar persaingan sempurna.
b. Kasus koperasi dengan kemampuan rendah.
Koperasi dengan kemampuan rendah dalam pasar
persaingan monopolisticsangat sulit diperiksa (sulit dijelaskan). Bila fungsi
permintaan individual antaramasing-masing penjual sama, seorang produsen dengan
biaya tinggi tidak akan pernah dapat bersaing, sebab dalam jangka panjang
kurva permintaanya akan berada di bawah kurva biaya rata-rata, dan ia akan
mengalami kerugian.
Kendatipun setiap produsen dianggap sebagai
monopolis kecil dalam pasar yang luas dan dapat mempengaruhi kurva
permintaanya dengan iklan atau sales promotion, koperasi dengan kemampuan
rendah tidak akan dapat bersaing dengan pesaingnya dalam jangka panjang.
Jadi dapat disimpulkan bahwa jika koperasi bergerak
menjauh dari situasi jangka pendek, keunggulan koperasi cenderung tererosi
oleh waktu. Koperasi akan memerlukan tingkat kemampuan yang paling tidak sama
dengan pesaingnya bilaingin mempertahankan kelangsungan hidupnya.
referensi:
another student blog
another student blog
Tidak ada komentar:
Posting Komentar