Jumat, 24 Oktober 2014

Penulisan



KOPERASI DALAM PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK

1.PENGERTIAN PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK.
Pasar persaingan monopolistik  merupakan tipe pasar yang berada antara pasar  persaingan dan pasar monopoli. Pasar ini terdiri atas beberapa pembeli dan beberapa penjual untuk beberapa barang yang sejenis, tetapi memiliki perbedaan dalam kualitas, bentuk dan mereknya. Setiap penjual saling bersaing, tetapi setiap penjual melakukan monopoli dalam mereknya.Produk-produk pada pasar persaingan monopolistik adalah homogen atau sejenis, antara lain sabun cuci, sabun mandi, minyak goreng, air mineral, dan beras. Barang-barang semacam itu dibuat oleh beberapa pabrik dan pada dasarnya masing-masing barang tersebut memiliki cap atau merek dagang sendiri-sendiri. Model persaingan monopolistik diperkenalkan tahun 1930 oleh beberapa ahli ekonomi neo klasik agar suatu koperasi yang beroperasi di pasar persaingan monopolistik mencapai kesuksesan, maka ia harus mampu memberikan tambahan pendapatan kepada  anggotanya dan atau secara umum harus mampu memperbesar kemakmuran para anggotanya.
Pasar persaingan monopolistik (monopolistic competition) dapat diartikan sebagai pasar monopoli yang bersaing. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa, pasar suatu produk dikatakan berada keadaan persaingan monopolistik apabila dalam pasar tersebut terdapat ciri-ciri persaingan dan ciri monopoli. Hal ini disebabkan produk-produk yang dijual dipasar tidaklah homogen, tetapi masing-masing mempunyai daya substitusi satu sama lainnya.


Ciri-ciri Pasar Monopolistik :

Penjual atau pengusaha dari suatu produk adalah banyak, serta jenis produk yang beragam.

Misalnya produk rokok, rokok diproduksi oleh banyak pengusaha, dan setiap pengusaha satu sama lain bersaing secara tidak sempurna.

Produk yang ditawarkan tidak sama dalam segala hal.
Akibatnya penentuan pembelian oleh konsumen tergantung kepada siapa yang menjual produk tersebut. Disini, perusahaan-perusahaan terpacu untuk terikat dalam persaingan non-harga, misalnya melalui periklanan dan tipe lain dari promosi, karena produk yang dihasilkan tidak sejenis dan para pembeli atau konsumen tidak mengetahuinya.

Ada produk substitusinya

Dapat digantikan penggunaannya secara sempurna oleh produk lain. Ada produk lain yang serupa yang dapat memberikan kepuasan yang sama.

Keluar atau masuk ke industri relative mudah

Harga produk tidak sama di semua pasar.
Tetapi berbeda-beda sesuai dengan keinginan penjual, karena penjual atau pengusaha dalam pasar ini adalah banyak sehingga konsumen yang harus menyesuaikan dalam hal harga.

Agar koperasi yang beroperasi di pasar persaingan monopolistik mencapai kesuksesan, maka ia harus mampu memberikan tambahan pendapatan kepada anggotanya dan atau secara umum harus mampu memperbesar kemakmuran para anggotanya.
Pada pasar persaingan monopolistik kemampuan tersebut masih terbuka mengingat kurva permintaan yang dicapai adalah elastis, dengan demikian sampai batas tertentu koperasi masih mampu bersaing dalam menetapkan harga.
Asumsi yang mendasari model persaingan monopolistik secara mutlak sama seperti kompetisi sempurna, kecuali mengenai produk yang homogen.
Pada pasar persaingan monopolistik para penjual bersaing dengan diferensiasi (pembedaan) produk dalam hal kualitas, iklan, lokasi, pengepakan, dan lain-lain. Setiap penjual telah mencoba membuat produknya berbeda sedikit dibanding produk (barang) penjual lainnya.
Menurut banyak ahli ekonomi, strukrur pasar seperti ini adalah secara empiris saling relevan dalam dunia nyata. Satu perbedaan analisis yang membedakan situasi persaingan sempurna dengan persaingan monopolistik adalah bahwa karena ke heterogenan produk, sehingga setiap penjualan dapat berperilaku sebagai monopolistik kecil. Jika penjual mengubah harga produknya, maka akan ada perpindahan konsumen secara total ke penjual lain. Oleh karena itu kurva permintaan individual tidak akan horizontal seperti pada pasar persaingan sempurna, tetapi akan menurun dari kiri atas ke kanan bawah dengan elastisitas yang kurang sempurna.
Chamberlin (Hendar dan Kusnadi, 1999) mengatakan bahwa kurva permintaan tidak hanya ditentukan oleh kebijakan penentuan harga oleh produsen, tetapi juga oleh penampilan (style) dari barang itu sendiri, pelayanan (service) produsen dan juga kegiatan iklan (advertensi). Dengan demikian permintaan menggambarkan jumlah barang yang diminta konsumen untuk sifat produk tertentu, jenis pelayanan tertentu yang ditawarkan dengan kebijakan yang tertentu pula. Jadi posisi kurva permintaan akan bergeser bila :
1. Ada perubahan dalam penampilan (style) produk, pelayanan penjualan dan strategi pemasaran ;
2. Produsen pesaing mengubah tingkat harga jual, jumlah output, pelayanan penjualan dan kebijakan pemasarannya ; dan
3. Selera, penghasilan, harga atau kebijakan penjualan produsen lain berubah.
Diferensiasi (pembedaan) produk mendapat tekanan khusus dalam model Chamberlin. Pembedaan ini bisa dalam arti yang sesungguhnya (real different) atau hanya sekedar semu (funcied). Dikatakan semu bila produk tersebut pada dasarnya sama dengan produk sejenis lainnya, tetapi dengan promosi khusus, konsumen diberi kesempatan seolah-olah produk tersebut berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan di antara dua produk bisa dalam arti yang sebenarnya apabila di antara dua produk tersebut ada perbedaan di antara spesifikasi dalam artian input yang digunakan, letak perusahaan atau pelayanan produsen terhadap konsumen. Akibat dari adanya perbedaan produk ini, produsen sampai dengan tingkat tertentu dapat menetapkan tingkat harga jual, karena walaupun sedikit, ia mempunyai kekuatan monopoli dalam menjual output-nya


2.ANALISIS JANGKA PENDEK.
Di dalam pasar persaingan monopolistic setiap penjual adalah monopolis kecil, sehingga kurva permintaanya tidak elastis sempurna, seperti pasar  persaingan sempurna. Perusahaan (penjual) mempunyai kekuasaan menetapkan harga, tetapi tidak sebanyak seperti perilaku penjual monopolis yang mempunyaikurva permintaan yang ber-slope kebawah lebih curam. Semakin banyak jumlah penjual dan semakin kecil diferensiasi produk semakin lebih elastis kurva permintaan individual yang dihadapi oeh masing-masing penjual.
a.kasus koperasi dengan kemampuan yang sama
Jika koperasi dengan kemampuan sama memasuki pasar persainganmonopolistic maka kurva biayanya dianggap sama dengan kurva biaya persainganya. Pada kondisi ini koperasi dapat menetapkan berbagai strategi penetapan harga.Jika koperasi menetapkan harga pada AC minimum, maka harga yang ditetapkanadalah P2 dengan menjual output sebanyak Q2. Pada kondisi ini koperasi tidak akan mempunyai keunggulan bersaing dengan perusahaan pesaingnya,terutama karena harga yang ditetapkan lebih tinggi daripada harga pesaing (P1) dan kuantitas yang terjual lebih sedikit daripada yang sebenarnya dapat di jual Q1.
Koperasi harus menetapkan harga yang sama dengan harga pesaing (P1) dan koperasi memperoleh profil maksimum pada tingkat penjualan Q1, agar koperasi dapat bersaing.
Koperasi mempunyai kemampuan untuk memupuk modal dalam guna pengembangan usaha, selain itujuga dapat mentransfer sebagian keuntungan tersebut kepada anggota dalam bentuk pembagian SHU.
Permintaan yang mendesak dari anggota yang semakin banyak akanmengharuskan koperasi menjual dalam jumlah yang lebih banyak dari kondisi optimum (Q1). Sepanjang masih memperoleh keuntungan, koperasi dapat menjual produknya dalam jumlah yang lebih banyak dari Q1 (kondisi optimal) danmenetapkan harga seolah-olah berada dalam dalam pasar persaingan sempurnayait harga pada saat MC=AR atau harga P3.
Seperti halnya didalam pasar persaingan sempurna, anggota potensial akan tertarik untuk masuk menjadi anggota koperasi dan anggota lama akan terdorong untuk meningkatkan produksi,output yang terjual meningkat dan harga akan semakin menurun.Suatu penetapan harga yang secara aktual dilaksanakan sangatlah sulit,mengingat keputusan itu tergantung pada distribusi kekuasaan dan partisipasi anggota dalam koperasi. Jika manajemen mempunyai kekuasaan, barangkali lebih menyukai kekuasaan,barangkali lebih menyukai keputusan harga yang memperbolehkan mendapat profit untuk diinvestasikan ulang dan memperkaya perusahaan koperasi.

b.Kasus koperasi dengan kemampuan lebih rendah
Jika kemampuan koperasi lebih rendah daripada pesaingnya, koperasi mampumemberikan pelayanan yang lebih baik kepada anggotanya, sepanjang biaya rata-rata memotong kurva permintaan individual pada titik yang lebih rendah daripadaharga-harga yang diinginkan.
Perusahaan monopoli pada kondisi tersebut mampu menetapkan harga sebesar P1 dengan menjual sebanyak Q1 dan memperoleh keuntungan yang lebih besar dibandingkan keuntungan koperasi. Koperasi dengan kemampuan rendah dalam jangka pendek tidak akan mampu menandingi perusahaan pesaingnya, karena perusahaan pesaing bereaksi terhadap kebijakan harga yang di tetapkan koperasi. Tetapi jika pesaing menurunkan harga sehingga P3, koperasi tidak akan mempunyai keunggulan apa-apa sebab pada harga tersebut pesaing masih mempunyai laba. Bahkan laba itu masih mungkin diperoleh di bawah P3 sepanjang penjualan dengan harga di atas biaya rata-rata.
 
3.ANALISIS JANGKA PENDEK.
a. Kasus koperasi dengan kemampuan sama.
Dalam jangka panjang koperasi dengan kemampuan sama yang bergerak di pasar persaingan monopolistik tidak akan mempunyai keunggulan bersaingdengan perusahaan pesaingnya. Bagian pasarnya terlampau kecil untuk mempunyai dampak langsung kepada penjual-penjual lain.
Profit yang dinikmati penjual oleh penjual akan menarik masuk ke dalam pasar sehingga kurva permintaan individual yang dihadapi masing-masing penjual akan berputar kekanan atas.Masuknya saingan baru tersebut akan berakhir ketika semua profit hilang dan perusahaan berada dalam keseimbangan jangka panjang.
Bila koperasi dengan kemampuan sama merupakan salah satu perusahaanyang bersaing di pasar persaingan monopolistic, sepertinya dalam jangka panjang koperasi tersebut tidak akan dapat memberikan keunggulan pelayanan kepada anggotanya. Situasi ini sama seperti analisis jangka panjang pada pasar persaingan sempurna.

b. Kasus koperasi dengan kemampuan rendah.
Koperasi dengan kemampuan rendah dalam pasar persaingan monopolisticsangat sulit diperiksa (sulit dijelaskan). Bila fungsi permintaan individual antaramasing-masing penjual sama, seorang produsen dengan biaya tinggi tidak akan pernah dapat bersaing, sebab dalam jangka panjang kurva permintaanya akan berada di bawah kurva biaya rata-rata, dan ia akan mengalami kerugian.
Kendatipun setiap produsen dianggap sebagai monopolis kecil dalam pasar yang luas dan dapat mempengaruhi kurva permintaanya dengan iklan atau sales promotion, koperasi dengan kemampuan rendah tidak akan dapat bersaing dengan pesaingnya dalam jangka panjang.
Jadi dapat disimpulkan bahwa jika koperasi bergerak menjauh dari situasi jangka pendek, keunggulan koperasi cenderung tererosi oleh waktu. Koperasi akan memerlukan tingkat kemampuan yang paling tidak sama dengan pesaingnya bilaingin mempertahankan kelangsungan hidupnya.
 

referensi:
another student blog
another student blog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar