Pelaku ekonomi:
- Rumah Tangga Konsumsi (konsumen) adalah pelaku ekonomi yang terdiri atas ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga lainnya. RTK termasuk kelompok pelaku ekonomi yang cakupan wilayahnya paling kecil. RTK pemilik berbagai faktor produksi,antara lain tenaga kerja, tenaga usahawan, barang-barang modal, kekayaan alam, dan harta tetap (seperti tanah dan bangunan). Faktor-faktor produksi yang disediakan oleh RTK akan ditawarkan kepada sektor perusahaan.
- Rumah Tangga Produksi (produsen/perusahaan/industri) adalah organisasi yang dikembangkan untuk membuat barang & jasa. Kegiatan ekonomi yang dilakukan rumah tangga perusahaan meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi. Dengan tujuan memproduksi barang & jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
- Pemerintah adalah badan-badan pemerintahan yang bertugas untuk mengatur kegiatan ekonomi. Seperti halnya rumah tangga konsumsi dan produksi, pemerintah juga sebagai pelaku ekonomi yang melakukan kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi.
- free fight liberalisme
- etatisme
- monopoli
Freefight liberalism adalah kebebasan usaha yang tidak terkendali sehingga memungkinkan eksploitasi pada kaum yang ekonominya lemah.
Etatisme adalah keikutsertaan permerintah yg terlalu mendominasi sehingga mematikan kreasi masyarakat.
Monopoli adalah bentuk pemusatan kekuasaan ekonomi pada kelompok tertentu.
Di Indonesia tidak diijinkan karena jika menerapkan ketiga sistem ini akan merugikan, menurunkan bahkan merusak kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Akibat persaingan ekonomi yang terlalu bebas maka bukan tidak mungkin masyarakat atau para pelaku ekonomi menjadi saling menghancurkan. Sedangkan akibat jika pemusatan kekuasaan ekonomi pada kelompok tertentu saja (yang biasanya pemerintah), dapat mematikan aspirasi masyarakat, serta inisiatif warga masyarakat akan berlangsungnya kegiatan perekonomian menjadi berkurang karena tidak memberikan pilihan lain pada masyarakat selain mengikuti keinginan sang monopoli. Akibat sistem kebebasan usaha yang tidak terkendali adalah sangat berlawanan dengan semangat gotong royong dan ini dianggap tidak cocok dengan kebudayaan di Indonesia. Ketiga sistem dapat semakin menjadikan jurang pemisah bagi si miskin dan si kaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar