Kamis, 31 Desember 2015

penulisan bahasa indonesia 2


Kumpulan Puisi
Karya: Gabriela Annora Yona dan disadur dari berbagai sumber.

Entah
Fajar bersungut pada si siang
Si siang mengomel karena sang senja
Sang senja memaki ke tuan malam
Berputar saling menyalahkan
Tak peduli kalau sudah kodrat
Saling tidak mau tahu
Hanya mengadukan kehendak pribadi
Tanpa mengerti bahwa memang harus terjadi

Candi Prambanan
Di candi tinggi ada perempuan
Secantik embun pagi
Seperti sedang menunggu kekasih
Tapi perempuan itu batu
Sepertinya dikutuk sang kekasih
Ada tetesan air mata di wajah batu itu

Selalu
Sayang, jika suatu saat jarak memenggal semua jenis dekapan milik kita
Ketahuilah debarku ini masih tetap sama hanya untukmu
Debar dan dekap paling tercinta yang selalu kuberi untukmu
Doa-doa yang tak pernah putus asa untuk dirimu kepada Yang paling Maha

Puisi Habibie untuk istrinya
Sebenarnya ini tentang kematianmu, bukan itu
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya
Dan kematian adalah sesuatu yang pasti, kali ini giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu
Tapi yang membuatku  tersentak sedemikian hebat adalah kenyataan
Bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang
Sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati
Hatiku sepert tak ditempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong hilang isi
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hlang berganti kemarau gersang
Pada air mata yang jatuh kali ini, ku selipkan salam perpisahan panjang
Pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada
Aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini
Mereka mengira akulah kekasih yang baik bagimu sayang
Tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik
Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua
Tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia
Kau ajarkan aku arti cinta sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini
Selamat jalan, kau dariNya, dan kembali padaNya
Kau dulu tiada untukku dan sekarang kembali tiada
Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku
Selamat jalan calon bidadari surgaku

Peluk
Disebabkan karena kau terlalu malu
Dengan penuh gengsi kau berbalik
Dia pun berlalu
Rasakan itu olehmu
Sekarang baru kau tahu
Bahwa semua keindahan di dunia
Berkelebat dengan cepat
Dan hukum-hukum Tuhan ditulis
Sebelum telepon dibuat
Orang-orang indah  yang kau temukan
Dipasar, stasiun, terminal dan tikungan
Kekasih, kemewahan mutiara raja brana
Kemilau galena dan intan berlian
Semuanya akan meninggalkanmu
Kecuali secangkir kopi
Dia ada disitu, tetap disitu, hangat
Dan selalu dapat dipeluk
(cinta di dalam gelas)


Menurutku cinta itu kepercayaan
Cinta itu buta, makanya aku tak bisa melihat selain kamu
Cinta itu buta, kecuali ketika kamu menuntunku dalam gelapnya
Tapi kayaknya cinta itu sebenernya ga buta
Karena mata kita hanya mengabaikan semua yang sebenarnya mampu untuk kita lihat 
Ada kalanya dunia membuat sosokmu menjadi sosok yang tak bisa kupercaya
Namun hatiku mengatakan bahwa aku harus percaya padamu
Kondisi naluriah seperti ini bisa dikatakan cinta tidak?
Karena aku cuma mau aku dan kamu bisa saling menjaga kepercayaan


Jangan bilang rindu
Aku menulis ini bersama rasa sakit yang tidak benar-benar kamu pahami
Aku menatap laptopku dengan wajah masam
Berujung pada perasaan yang tidak berhasil kutebak
Mengertikah kamu, perjuanganku juga butuh kepedulianmu?
Entah karena kauterlalu bodoh untuk menilai atau terlalu egois untuk memaklumi
Aku mencoba sabar, mencoba sabar menghadapimu
Aku berusaha bertahan, berusaha mempertahankan yang harusnya aku lepaskan
Aku sudah menunggu sangat lama, mengharap pengertianmu menderas ke arahku
Tapi, hal itu tak kunjung kutemui, kamu masih begitu
Dengan omonganmu, dengan tingkahmu yang tak berubah
Apakah kesabaran dan perjuangan yang kulakukan benar-benar tak terlihat di matamu?
Kaumengetahui segalanya kan? Mengapa hanya diam?
Dan hanya bisumu yang selalu kudapati di hari-hari kebersamaan kita
Aku ketakutan dan kedinginan sendirian
Kamu tak pernah ada di sini saat aku butuhkan
Aku juga tak paham lagi, pantaskah kebersamaan kita terus aku perjuangkan?
Pantaskah sosokmu selalu kupertahankan?
Bagian manakah yang bisa memberi kebahagiaan?
Rasa perih itu semakin membesar, membentuk luka yang mungkin sulit sembuh
Semakin sering aku melihatmu, ketakutanku di sini semakin menebal
Kamu tak pernah peduli pada sakitku, perihku, dan sedihku
Kaubiarkan aku menyelesaikan segalanya sendirian
Inikah wujud kepedulian yang selalu kauributkan denganku? Mana kepedulianmu?
Mana kehadiranmu? Kosong!
Jangan bilang rindu, jika kau tak bisa ke sini untuk buktikan perasaanmu.

Rasa dan asa
Entah apa yang aku rasakan sekarang
Rasa yang tak bisa ku jelaskan dengan rangkaian kata
Rasa yang aku pun sendiri tak tau ini apa
Yang jelas aku sangat merindukanmu, sangat ingin di dekatmu
Aku merindukan saat saat duduk berdua denganmu
Menceritakan kisah kita , 
Kita tertawa bersama , hingga kita lupa waktu
Kita selalu berharap jika kita duduk berdua , berharap sang waktu bisa berhenti
Dan kita tak akan terpisahkan oleh jarak lagi
Aku dan kamu tau kalau itu sangat mustahil
Rasanya ingin menyudahi jarak antara kita
Untuk sementara waktu Kita harus menunggu
Hingga sang waktu menyatukan kita
Hingga jarak mendekatkan kita
Doa ..
Hanya doa yang dapat mengobati perasaan ini
Yang mampu hadirkan kamu disisiku meskipun kamu sebenarnya tidak disini
(oleh: Viviong Vivi)

Pengorbanan Hujan 
Hujan, ketika engkau datang
Kau selalu menyejukkan jiwa
Kau selalu kami nantikan
Bak Sang Raja yang dinantikan oleh rakyatnya
Engkau hadir Bagaikan hari raya
Yang selalu kami sambut dengan penuh suka cita
Kaulah sang malaikat penyelamat
Yang menyelamatkan tanaman kami
Kau rela jatuh berkali-kali demi kami
Demi menyelamatkan kami dari kemurkaan Dewa Surya
Kau rela jatuh berkali-kali
Demi terciptanya sebuah pelangi yang indah
Yang dapat menyejukkan mata ini
(oleh: N.N)

Hakikat doa
Cinta itu hebat
Bahkan lebih hebat dari dunia perkawinan
Doa adalah bagian penuturan cinta
Penuturan cinta untuk sebuah cita-cita
Cita-cita yang belum kita capai
Cinta bukan urusan Tuhan
Cinta urusan manusia
Namun Tuhan ada pada seberapa besar rasa cinta
Cinta terhadap kebenaran
Nah..
Berdoalah dengan cinta
Tapi jangan berdoa untuk cinta
Cinta tak dapatmenghitung sebagian kecil rasionalitas
Tapi dapat diketahui benih rasa mengapa dia ada


Kata hati
Kata-kata ini, cintaku sangat santun memintamu
Sudi mengantar mereka kepadamu
Karena rindu dan percaya betapa hatimu senantiasa terbuka
Sesungguhnya mereka milikmu
Bagian paling indah, karena malu, begitu lam sembunyi dan berdiam diri
Hingga kau lupa dan mustahil kau kenali
Sebagai bunyi dan gambar samar
Mereka selalu gusar dan gemetar
Gugup-gagu, tiap kali hendak menyentuhmu
Tepat di selaput lembut paling peka itu
Sekian lama menanti berharap datang saat terbaik
Ketika kau sedang sendiri, membentang kalbu
Sebagai langit yang telak teduh bagi segugus planet yang menolak luruh
Maka maklumlah jika kepadaku mereka minta diantar ke hatimu
Sebab mereka percaya keindahan bersemayam di hati yang terbuka
Dan puisi adalah jalan sederhana untuk mencapainya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar